Lelaki Liar

Sebutan bagi seorang lelaki yang telah menjalani dunia liar sepanjang duapertiga umur. Bercinta dengan malam, bercumbu dengan kehausan, bergumul dengan kenikmatan duniawi; bak pencarian tak bertepi. Bagaimana pun, dari dunia itu pelajaran berharga enggan berhenti memperkaya diri. (ditulis oleh Sa)

My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia

Open minded, open arms, open book

Tuesday, August 23, 2005

Player Muda


Minggu lalu tanpa diduga saya bertemu dengan seorang kawan lama di sebuah kafe kawasan Jl.Thamrin. Kawan satu ini terhitung ‘adik kelas’ dan player yang masih aktif. Tubuh tinggi kekar dan wajahnya yang tampan membuat banyak perempuan cantik bertekuk lutut dan rebah dalam pelukannya bahkan beberapa diantaranya adalah selibritis.

Sebagai player yang sudah undur diri, saya banyak bertanya kepadanya tentang dunia yang pernah kami geluti bersama.
“Masih eksis ngga didunia ‘persilatan’?”
“Masih, mas dan makin seru belakangan ini.”
“Oh ya? Serunya gimana?”
“Sekarang targetnya beda mas. Cewe-cewe SMU lulusan 2004. Kadang malah dapet yang masih pake putih abu-abu.”
“Gila!!! Apa enaknya nyamber piyik*!???”
Piyik umurnya, mas tapi mainnya luar biasa. Muantabbb..”
Lalu ia bercerita diselingi bahasa tubuh bagaimana hebatnya gadis2 remaja itu.
“Asyiknya lagi, mas. Mereka-mereka itu ngga banyak tanya kerja dimana, atau sebagai apa dan rumah dimana. Cukup kasih voucher HP, ajak ke klub yang beken and have fun."

Cukup mengejutkan cerita kawan ini, karena dulu pantang buat kami menyentuh remaja belasan tahun. Bukan sok suci tapi hanya tidak ingin adik-adik mungil itu terkontaminasi dengan kelakuan kami. Sebuah pergeseran nilai? Mungkin saja. Apalagi sekarang ditunjang dengan teknologi maju berbagai sarana untuk mendapatkan informasi yang positif/negatif sangat mudah diperoleh. Tengok saja video 'Gadis SMU' yang beredar melalui HP bagaimana gadis-gadis remaja mempertontonkan bagian sensitif tubuhnya disertai gerakan-gerakan yang merangsang.

Pertanyaannya, kalau di umur mereka yang masih 16-17 tahun itu sudah ‘hebat’, lalu kapan mulainya???

*Piyik: anak ayam berbulu halus, istilah buat gadis remaja

5 Comments:

Blogger Sksetsahati said...

li, salut aku. sejak pertama kenal, aku teh salut karena dirimu tidak merasa perlu menutup-nutupi diri. bercerita apa adanya. tidak perlu cemas, jika, kebanyakan, orang akan memandang rendah dan mencibir. hehe.. eh ko jadi ngisi testi yakh. :D

eniwei.. cuma bisa 'narik napas' dg kelakuan remaja kini. mudah2an bukan sekedar senang bereksperimen tapi juga tahu banyak mengenai kemungkinan2 buruk yang akan terjadi di kemudian hari.

mudah2an. :)

1:44 AM  
Anonymous Anonymous said...

hemm ..teenagers these days.

teringat waktu masih teen age dulu, kalau pakai yang buka dada dikit di tampar ama abang yang tua, kerana katanya macam perempuan sundal pake kayak2 gitu.

aku sempat protes loh ... kenapa pakaian dijadikan nilai atas keperibadian diri!

tapi ... bila udah tua gede kayak gini, kadang kekerasan dan ketegasan itu sudah membantu banyak dalam menyelamatkan nilai murni dalam diri aku.

kerana aku belajar untuk tau MALU.

1:11 PM  
Blogger Tina said...

Saat seseorang berada di puncak karir, mantap dari segi financial, kadar keimanan seakan teruji. Mampukah bertahan dari godaan2 yang liar?

Milis ITB sekarang juga menyedihkan, orang2 yang dulu idealis dan miskin harta tetapi kaya iman, sekarang menjadi terbalik.. Kaya harta tetapi miskin iman..

Gejala umum? Pergeseran nilai? Entahlah...

Aku pribadi setuju kalau lebih baik kita mampu bertahan dalam segala situasi,..

(walaupun susah menahan, he..he..)

12:37 AM  
Anonymous Anonymous said...

duh, jadi orang tua makin ke sini kayaknya kok makin susah ya? hmm..

1:18 PM  
Anonymous Anonymous said...

Gw juga punya 'Gadis SMU'. Menurut pengalaman gw, gak perlu 'melakukan' utk bisa spt yg ada di film pendek itu. Banyak kasus bahkan gak pernah ngapa2in tp fantasi seksualnya luar biasa aujubileh.

Seneng dgn adanya blog Anda.

8:57 AM  

Post a Comment

<< Home