Lelaki Liar

Sebutan bagi seorang lelaki yang telah menjalani dunia liar sepanjang duapertiga umur. Bercinta dengan malam, bercumbu dengan kehausan, bergumul dengan kenikmatan duniawi; bak pencarian tak bertepi. Bagaimana pun, dari dunia itu pelajaran berharga enggan berhenti memperkaya diri. (ditulis oleh Sa)

My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia

Open minded, open arms, open book

Thursday, March 29, 2007

Lagu Frustrasi

Kita tahu bahwa lagu dapat membawa dan memberikan tambahan pada satu situasi yang sedang atau pernah kita rasakan, saat gembira mungkin dance song atau lagu dugem cocok untuk didengar, tapi coba dengarkan pada saat kita sendang gundah bukan tidak mungkin playernya akan kita tendang. Kita juga dapat menambah suasana nyaman saat istirahat dengan mendengarkan lagu2 lembut.

Ada kata bijak yang pernah saya dengar dari seorang pelacur “Tambahkan sakit yang kita rasakan niscaya sakit itu akan terasa nikmat” (tidak dijelaskan sakit fisik atau psikis), tentu saja saya tidak percaya dengan kata2 itu. Ketika saya sedang galau biasanya mendengarkan lagu dapat mengurangi perasaan tidak nyaman, tapi pernah suatu saat lagu tidak dapat mengurangi apalagi menghilangkan hati yang sedang sakit. Sayapun teringat kata2 sang pelacur, tapi bagaimana caranya menambahkan rasa sakit itu supaya menjadi nikmat?

Tiba2 dari winamp—yang selalu saya pasang mode playlist shuffling-nya—mengalun Ko-I Sor Ing Ruhur, lagu instrumental dari group Banjar Teratai Capung. Lagu itu membuat saya tambah galau, gitar listrik yang melengking pada berpadu dengan dentingan gamelan Bali, suling bambu yang men-dayu2 dan gesekan biola terasa begitu menyayat. Rasa tertekan semakin menjadi seakan suara setiap instrumen pada lagu itu men-cabik2 perasaan saya hingga mencapai puncaknya, dan aneh rasa sakit itu terasa jadi nikmat.

Kita bisa belajar dari siapa saja dalam hidup, bahkan dari seorang pelacur sekalipun.

Saturday, March 24, 2007

Kompak

Kejadiannya baru2 ini, saya diajak klien untuk hangout disalah satu one stop entertainment center daerah kota. Dibawah satu atap ada karaoke, kafe, diskotek dan tentunya perempuan2 booking-an untuk menemani kalau kita datang tanpa pasangan.

Saya sempat bingung karena klien itu datang bersama calon mertuanya yang juga partner bisnisnya dan dua orang rekan bisnis lainnya. Saya pikir mungkin acara lobby bisnis ternyata hanya hura2 saja, minuman pun datang dari mulai whisky, beer sampai mix drink pokoknya heboh.

Tapi yang paling heboh ketika klien itu dan calon mertuanya mengajak saya untuk ke aula diskotek, saat berkeliling klien itu sempat berbisik.
“Nanti kalau ada yang nyangkut bawa aja gue cover biayanya”
Maksudnya kalau di aula diskotek ada perempuan yang mau ikut ajak saja. Tapi hal itu bukan cuma disampaikan kepada saya tapi juga kepada calon mertuanya!

Malam itu semua mendapatkan pasangan kecuali si klien yang tidak menemukan pasangan yang sesuai dengan seleranya, walaupun saya sudah dikenal ‘bengal’ melihat hal itu toh meng-geleng2kan kepala juga.

Calon mertua dan calon menantu betul2 kompak :)