Lelaki Liar

Sebutan bagi seorang lelaki yang telah menjalani dunia liar sepanjang duapertiga umur. Bercinta dengan malam, bercumbu dengan kehausan, bergumul dengan kenikmatan duniawi; bak pencarian tak bertepi. Bagaimana pun, dari dunia itu pelajaran berharga enggan berhenti memperkaya diri. (ditulis oleh Sa)

My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia

Open minded, open arms, open book

Thursday, November 25, 2004

Orang Pintar


Sebelum agama-agama masuk ke negeri ini nenek moyang kita dikenal sebagai penganut animisme. Mungkin itu sebabnya masyarakat kita masih banyak yang mempercayai kekuatan spiritual dari benda-benda mati atau orang-orang yang dianggap memiliki kekuatan spiritual. Beberapa dekade lalu orang-orang ini dikenal atau disebut 'dukun', tapi lama kelamaan sebutan dukun dirubah karena beberapa dukun yang tidak bertanggung jawab dengan profesinya. Akibatnya muncul istilah 'dukun palsu' dan 'dukun cabul'. Akhirnya istilah dukun berganti dengan 'orang pintar', masuk akal, karena rasanya kurang afdol menyebut 'orang pintar palsu' atau 'orang pintar cabul'. Jadi sebutan dukun hanya digunakan untuk hal-hal yang negatif, bahkan 'dukun beranak' pun sekarang lebih suka disebut bidan.

Apapun istilahnya baik dukun ataupun orang pintar, pekerjaannya sama, yaitu mediator bagi si'pasien' dengan alam gaib. Seperti halnya dokter ada yang spesialis ada juga yang umum demikian juga 'orang pintar'. Ada orang pintar spesialis penyakit, pesialis rejeki, spesialis mengusir roh jahat, spesialis membaca masa depan, spesialis membuat orang jadi sakti mandraguna dan ada yang bisa semuanya (umum). Mediumnya pun sangat beragam ada yang sekedar membaca doa atau mantera tapi ada juga yang menggunakan air yang sudah di'isi', ada juga yang pasiennya disuruh mandi air kembang tujuh rupa ditengah malam buta atau yang sederhana menggunakan kartu. Begitu banyak ragam mediumnya sehingga tidak mungkin disebut disini satu persatu.

Seberapa majurkah para orang pintar ini? Entahlah, hanya mereka yang pernah menggunakan jasa orang pintar saja yang dapat menjelaskannya. Seandainya manjur, ada baiknya mereka bersatu membacakan doa dan mantera agar negara kita bangkit dari keterpurukan yang berkepanjangan ini...Good idea isn't it?


Barang Impor


Sejak awal pemerintah Orde Baru ketergantungan kita akan barang-barang impor setiap tahunnya selalu meningkat, bukan cuma barang industri bahkan hampir semua kebutuhan hajat hidup rakyat kita tergantung barang impor. Tak urung tahu dan tempepun makanan tradisional kita kacang kedelainya di impor dari Amerika, demikian juga dengan beras yang ini bahkan sampai di selundupkan ke negara kita. Di era 70an Indonesia terkenal sebagai negara pengekspor minyak tapi kini kita terpaksa mengimpor minyak.

Beberapa tahun belakangan ini muncul komoditi impor lainnya dikenal dengan Cungkuok sebutan bagi wanita prostitusi 'kelas atas' asal Cina. Wanita-wanita cantik yang dimpor dari Cina ini cukup banyak peminatnya, sama banyaknya dengan yang disebut Uzbek wanita prostitusi yang di impor dari negara bekas Rusia, Uzbekhistan. Berbeda dengan beras atau gula impor selundupan yang lebih murah harganya dengan produksi lokal, wanita prostitusi impor ini harganya lebih tinggi dibandingkan wanita prostitusi lokal, walaupun konon menurut informasi kualitas lokal lebih baik. Kenapa begitu? Tanya punya tanya ternyata wanita impor ini walaupun kualitas mereka dibawah wanita lokal, tapi mereka lebih unggul dalam kemasan dan pelayanan yang profesional. Ternyata, kualitas baik belum cukup untuk memberi 'nilai lebih' tanpa kemasan, pelayan dan penanganan yang profesional.

Bagaimana produk-produk lokal lainnya bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri, kalau urusan 'buang tai macan' ini saja masih dipencundangi 'barang impor'?


Tuesday, November 02, 2004

Say No to Drugs


Narkoba, barang haram warisan Flower Generation dan Woodstock Festival ini cukup memusingkan rakyat Indonesia, sampai pemerintah dan masyarakat teraksa harus membentuk badan khusus BNN (Badan Narkotika Nasional) dan GRANAT (Gerakan Anti Narkotika) untuk membasminya, namun sebagaimana prostitusi sesulit itu juga membasmi narkoba. Dibandingkan pada awal kemunculannya tahun 60an, korban narkoba saat ini cukup mengkhawatirkan, kalau dulu hanya pada kalangan terbatas sekarang ini sudah hampir seluruh lapisan masyarakat terkena racunnya, tua/muda, kaya/miskin bahkan aparat keamanan dan anggota DPRD pun terkena lilitan narkoba.


Diantara beberapa jenis narkoba salah satu yang populer adalah Ganja, memiliki efek mabuk sugestif, misalnya, ketika fly* atau high* sehabis narik* apa yang kita bayangkan seakan nyata dan akibatnya juga nyata, bila kita membayangkan makanan kesukaan, makanan itu seakan nyata ada dan akibatnya membuat kita lapar. Kalau membayangkan hal yang lucu maka tawapun sulit dihentikan. Mungkin itu sebabnya para pengguna lebih suka mendengarkan lagu, khususnya irama Blues atau Regae agar serasa menjadi pemain band. Apalagi bila menghirup asap dari kualitas terbaik yang disebut 'buntut bajing' akan lebih mantab lagi hal-hal sugestif yang akan dirasakan penggunanya.

Ganja yang juga disebut Nisan/Niseng ditahun 60/70an, Gele ditahun 80/90an atau akhir-akhir ini disebut Cimeng boleh dibilang anak tangga terbawah dalam urutan narkoba, tapi kenikmatan semu yang diberikannya membuat penggunanya ingin mencoba narkoba yang lebih keras. Ditahun 60an s/d 80an dikenal apa yang disebut Budha Stick, LSD, Mandrax (MX), 'O', Bo'at (Heroin), Rohibnol atau yang eksperimental seperti Mushroom (jamur kotoran binatang), Morphine HCL (morphine berkadar rendah) dan Obat Vietnam (obat suntik mati tentara GI perang Vietnam yang terluka sangat parah, dipercaya dalam cc rendah bisa bikin fly). Ditahun 90an sampai sekarang muncul jenis baru seperti Extacy (Inex), Shabu-shabu dan Putaw (ampas heroin) atau yang murahan seperti Lexotan.

Sedikit cerita tentang pengguna barang-barang haram ini. Sebut saja Fulan, yang ketagihan narkoba selama lima tahun memulai kariernya dari cimeng, hanya dalam hitungan bulan lompat ke bo'at dan hanya dalam waktu singkat mulai ngecam* di urat atau nyepet* istilah sekarang. Selama lima tahun itu segala cara Ia digunakan untuk mendapatkan uang untuk membeli bo'at, tidak sedikit harta keluarga yang dicurinya dan juga tidak sedikit harta keluarga untuk mengobatinya. Ketika kesadarannya pulih--itupun karena Ia hampir mati karena OD--alangkah terkejutnya si Fulan melihat kenyataan keluarganya telah bangkrut, bahkan adik-adiknya tidak sampai menikmati bangku kuliah karena kekayaan keluarga habis digunakan untuk mengurus dirinya. Ia hanya mampu termangu menyesali apa yang dibuatnya selama ini.

Lain lagi cerita si Polan, tidak seperti si Fulan yang lompat kelas dari cimeng ke bo'at, si Polan cukup tertib, mulai dari cimeng naik ke HCL terus neken* mandrax, sesekali coba mushroom baru kemudian ke bo'at. Mengunakan bo'atpun Ia tertib ikut aturan, mulai dari bubuk bo'at yang dimasukan kedalam rokok naik ngecam daging baru kemudian ke urat. Tapi celakanya semua itu dilakukan dengan intensitas tinggi, suatu hari tubuhnya ditemukan terbujur kaku. Mati! Akibat obat vietnam yang disuntikannya ketika merayakan pesta ultahnya yang ke-16. Karier yang pendek, hanya dua tahun mulai dari Ganja menuju kematian.

Kembali kepada kasus anggota DPRD, ternyata Sang Wakil Rakyat yang terhormat itu ketika di vonis oleh Hakim tidak cuma sendiri...tetapi bersama istri tercinta!!! Keduanya tertangkap ketika sedang ngebong*...bukan main! Contoh yang sangat buruk buat anak-anak mereka dan juga generasi penerus bangsa.

So Guys SAY NO TO DRUGS!!!

*) Fly/high: Mabuk, Narik: Hisap ganja, Ngecam/nyepet: Menyuntik, OD: Over Dosis, Neken: Minum pil, Ngebong: Hisap shabu-shabu (asal kata 'bong' alat untuk menghisap shabu-shabu)