Lelaki Liar

Sebutan bagi seorang lelaki yang telah menjalani dunia liar sepanjang duapertiga umur. Bercinta dengan malam, bercumbu dengan kehausan, bergumul dengan kenikmatan duniawi; bak pencarian tak bertepi. Bagaimana pun, dari dunia itu pelajaran berharga enggan berhenti memperkaya diri. (ditulis oleh Sa)

My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia

Open minded, open arms, open book

Sunday, August 27, 2006

Selingkuh

Selingan Indah Keluarga Utuh demikian pengertian selingkuh bagi para pelakunya, walaupun tidak melulu selingkuh itu dilakukan oleh orang yang sudah berkeluarga. Permainan beresiko yang didominasi kaum Adam—bukan berarti kaum Hawa tidak melakukannya—disebabkan oleh banyak faktor, tapi yang mendasar umumnya rasa bosan dan ketidak-puasan terhadap pasangannya baik sex, perasaan atau ekonomi.

Permainan ini jadi tambah beresiko lagi ketika melakukannya melibatkan perasaan, taruhannya tidak main2 mulai dari prestasi kerja yang menurun, masalah finansial sampai kehancuran keluarga! Entah kenapa walaupun besar resikonya tapi tidak menyurutkan jumlah pelakunya bahkan belakangan ini semakin bertambah, sebegitu indahkah ‘rumput tetangga’ sehingga semakin digandrungi?

Kasus-1
Fulan tanpa diduga bertemu dengan mantan pacar SMUnya, awalnya mereka hanya bernostalgia masa remaja kemudian dari obrolan2 itu terungkap sang mantan sedang bermasalah dengan suaminya. Dapat diduga kelanjutannya masa2 indah SMU kembali mempengaruhi dua insane ini. Mereka yang masing2 sudah mempunyai anak yang berangkat remaja kembali menjadi remaja.

SMSpun bertebaran diantara mereka dan itu bisa berjam-jam, tidak puas dengan sms telpon bebas pulsa jadi sarana alternatif sesekali mereka mengukuhkan komunikasi yang berbunga-bunga itu dengan menginap di hotel, alhasil si Fulan jadi sering menelantarkan pekerjaannya karena banyak waktu kerjanya disingkirkan untuk bersms ria dan kurang tidur karena menggunakan fasilitas bebas pulsa yang hanya tersedia setelah jam 12 malam. Teguran dari atasannya tidak dipedulikan, baru ketika SP3 turun ia menyurutkan intensitas komunikasinya dengan sang ‘rumput tetangga’.

Bayangkan hanya dalam waktu 2 bulan berselingkuh si Fulan sudah menerima SP3, dan lucunya ia tidak mengakui perasaannya sudah terlibat jauh.
“Lumayan sekarang gue punya mainan” itu yang dikatakannya.

Hmm…permainan yang membahayakan pekerjaan rasanya bukan lagi permainan!

Berlanjut...

Tuesday, August 08, 2006

Selibritis Kagetan

Baru2 ini dalam rangka kerja saya berkesempatan mengunjungi pulau Bangka, provinsi Babel (Bangka-Belitung) salah satu provinsi kepulauan baru yang sebelumnya bagian dari provinsi Sumatera Selatan.

Sesampai di Bangka dari bandara Depati Amir kami langsung menuju beberapa distributor dari klien kami di ibukota provinsi Babel, Pangkal Pinang. Ketika kawan lain sedang wawancara saya bersama seorang kawan photographer mengambil foto gedung2 para distributor, saat itulah keanehan terjadi.

Tidak sedikit orang2 yang lalu lalang bahkan beberapa angkot (angkotan kota) menyempatkan berhenti memperhatikan kami yang sedang sibuk mencari sudut-sudut pemotretan, saya agak jengah juga diperhatikan seperti layaknya manusia aneh, lalu seorang pria menghampiri dan bertanya apakah saya adiknya Gusti Randa, rupanya itulah yang membuat orang2 memperhatikan mereka mengira saya adik dari pemain sinetron yang juga pengacara terkenal itu.

Malam harinya kami menyempatkan diri untuk relaksasi dengan mengunjungi kafe yang berada di hotel tempat menginap, di kafe itu saya dihampiri salah seorang pemain bandnya ia meminta saya untuk turut bermain band, ia bahkan meyakinkan saya bahwa mereka tidak hanya bisa memainkan musik2 top 40 tapi juga dapat mengiringi saya untuk bermain musik rock, wah!

Ternyata penampilan saya yang ‘flower generation’ menjadikan saya selibritis kagetan di Bangka :D

Tuesday, August 01, 2006

Membumi

Kalau jaman orba jabatan Bupati mungkin tidaklah terlalu hebat, tapi dalam era otonomi daerah seperti sekarang seorang Bupati sama saja seperti raja kecil yang dibalut dengan segala macam tradisi protokoler.

Seorang kawan pernah mengenalkan saya kepada seorang Bupati dari daerah Jawa Tengah, dikepala saya sudah tertanam figur sang Bupati yang umumnya ‘wah’ dengan segala atribut kaum feodal. Tapi Bupati yang belum lagi mencapai usia kepala empat ini sungguh mengejutkan saya, beliau datang hanya menggunakan jeans dan baju santai tanpa bodyguard Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja). Dan menyalami saya dengan sangat santun begitupun ketika berbicara dengan beliau saya tidak merasa sedang berbicara dengan orang no.1 daerah.

Tapi saat sang Bupati menjelaskan program2 yang akan dilakukan selama lima tahun masa pemerintahannya terasa sekali bobotnya. Dan yang mengagumkan semua program itu semata-mata demi kemakmuran rakyatnya, tadinya saya menduga ‘alah itukan cuma lips service seorang pejabat’. Dugaan saya salah, beberapa programnya telah direalisasikan dan di ekspose oleh koran-koran nasional antara lain koran Kompas. Di daerahnya sendiri beliau memang dikenal dekat dan dicintai rakyatnya karena kepeduliannya pada ‘wong cilik’.

Seandainya semua pejabat tinggi negara ini membumi seperti beliau, sungguh hidup di Indonesia akan nyaman damai. Kapankah?